Haji…?? Yakin Masuk Surga..??

“Opo karena naik pesawat ya? Makanya disebut ‘Munggah Kaji’ “.

Sumpah, tulisan ini bukan kok mau nyindir haji yang baru pulang tapi trus ribut sama penganut agama lain ataupun haji yang baru saja menang Pra Preadilan, bukan juga mau nyindir haji yang baru saja ketangkap OTT karena membela ibunya yang korupsi, atau bahkan mau ngomongin panutan kita yang sedang menunaikan ibadah haji sampai berbulan-bulan dan ngga pulang-pulang lho yaa…..

Tapi benar-benar hanya berusaha mengingat ingat pasal-pasal keanggotaan pada agama saya aja…,takut suatu saat nanti tiba-tiba muncul ‘pansus’ yang mengubah atau menghapus aturan haji hanya karena malu sama temen-temen mereka itu.

Saya bingung jee…Kenapa ya klo ada orang yang menunaikan ibadah haji ke tanah suci itu dibilang ‘Munggah kaji’…??. Apa ya karena berangkatnya naik pesawat??. Tapi kan jaman dulu pergi ke Mekah itu banyak yang naik Kapal laut..??

Lha wong kapan itu saya pernah nglihat film ‘Sang Pencerah’ yang mengkisahkan perjalanan Ki Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiah, kalau ngga salah dalam film itu digambarkan beliau ‘Munggah Kaji’ berlayar dengan kapal berbulan-bulan baru sampai Mekah…, tetep ‘Mungah Kaji’ tuh sebutannya, padahal menggunakan kapal..,dan ngga terbang.

Atau ‘Munggah’ kan bahasa jawa, klo diartikan dalam bahasa indonesia bisa yang dimaksud adalah peningkatan.. Lha di sini apa diartikan sebagai ‘Naik Tingkatan’ ya??. Naik derajadnya atau naik strata dalam agama Islam dan kemasyarakatan gitu ya??.

Lha tapi katanya Pak kyai tetangga saya, bahwa:”di hadapan TUHAN derajad kita sama..”. Berarti derajat keanggotaan ‘warga Islam’ kelas rakyat jelata dengan kelompok yang mampu melaksanakan ibadah Haji adalah sama..,coba pikiren, Piye jal..??!!!

Kan gini, kalo temen-temen masih ingat waktu awal-awal kita mendaftarkan diri sebagai anggota warga agama Islam.., kan udah disebutkan syarat wajib menjadi peserta adalah HARUS SANGGUP: “Mengucapkan kalimat Syahadad, Mendirikan Sholat, Memberikan zakat, Menjalankan Puasa dan yg terakhir : Melaksanakan ibadah Haji bagi yang mampu..”. Bagi yang Mampu lho ya!!! Ingat-ingat itu dulu yes..

Lha brarti kalau menurut saya, poin kewajiban ‘Munggah Kaji’ itu bukan njuk menaikkan derajat oknum warga yang bisa menjalankannya lho.., justru itu adalah ‘Beban Tambahan’ bagi warga yang telah dianggap ‘mampu’ oleh BELIAU.

Jadi jangan dibalik, jangan malah ‘memaksakan diri’ melaksanakannya agar dianggap menjadi golongan warga mampu dan menganggap bahwa dengan naik haji maka akan otomatis naik pula strata kemasyarakatannya.., ngga gitu!!

Bayangan saya.. masih dalam konteks ‘Allah Maha Tahu’, maka pastilah BELIAU tahu siapa saja yang masuk dalam kriteria WAJIB melaksanakan dan siapa saja yg MUBAH.., oh ya MUBAH itu katanya Bu Pram guru agama Islam di SD saya dulu artinya: “Dilaksanakan oke, ngga dilaksanakan ya ngga papa..”

Lha trus karena isih bingung juga, kemarin saya paksakan diri membolak-mbalik terjemahan ayat dalam Qur’an.., eh, perhatikan teman.. ini terjemahannya lho yaa.., jangan nanti dikira saya pinter baca Qur’an dan mampu menterjemahkan sendiri..hehe.

Dalam pencarian tersebut, saya temukan 21 ayat yang berhubungan dengan kata ‘Haji’, hampir semuanya berulang-ulang menjelaskan tatacara dan saatnya ibadah haji doang tuh.., trus ngga ada ayat yang bilang bahwa, “siapa yang menunaikan ibadah haji akan BELIAU Jamin masuk Surga..”,ngga ada tuh.

Bayangan saya, ini terjadi pasti bukan karena kebetulan.., tapi karena BELIAU memang menjaga kemurnian pemahaman warga Islam yang seperti dipahami oleh Pak kyai tetangga saya, bahwa:”di hadapan TUHAN derajad kita sama..”.

Gini-gini, mari kita bahas pelan-pelan yes..maksud saya gini.

Sepertinya sejak awal Gusti Allah itu memang sudah bikin aturan 5 (lima) ‘Persyaratan Wajib’ bagi calon peserta untuk bisa BELIAU syahkan dan resmi diterima menjadi anggota pemeluk agama Islam.

Dari 5 (lima) ‘Persyaratan Wajib’ tersebut, Ada 4 (empat) ‘syarat mutlak’ yang harus dilaksanakan oleh seluruuuh calon peserta.., apapun kondisinya, baik bagi calon peserta yang mampu maupun tidak mampu.

Nah jadi ketika seluruh calon peserta sudah dengan ikhlas dan rela serta Lillahi ta’ala menjalankan 4 (empat) ‘syarat mutlak’ tersebut, maka resmilah mereka menjadi anggota pemeluk agama Islam, sehingga otomatis akan mendapatkan ‘Paspor’ yang dapat dipergunakan untuk berpergian dgn penerbangan tujuan SURGA.

Tapi èèiiitsss tunggu dulu..!!!!!
Jangan langsung senyam-senyum puas dan merasa aman dulu.. Ingaat..!!! Masih ada satu ‘Persyaratan Wajib’ yang masih harus dicermati dengan seksama lho.., yakni, Melaksanakan ibadah Haji bagi yang mampu..!!.

Lha sudah Beliau Undang-Undangkan jé, bahwa: “mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Al-i’Imran – 97).

Naaah mari kita pandangi serta telanjangi diri kita masing-masing.., “kiro-kiro kita ini termasuk golongan yang dianggap mampu atau sanggup menjalankan ibadah Haji ngga sama BELIAU..??”

Kalo hasil ‘perenungan jujur’ tadi hasilnya memang kita termasuk golongan ‘ngga mampu’, berarti aman.., dijamin lolos, tinggal tunggu waktu dapat pembagian ‘Paspor’ dariNYA.., langkah selanjutnya hanya tinggal ngetung-itung uang saku kita cukup ngga untuk beli tiket penerbangan ke SURGA..? “(Baca artikel : Cara mudah masuk surga..)”

Lha tapi harus jujur beneran lho, sebab kalau ternyata kita termasuk dalam golongan sanggup atau mampu…., wissss… ‘Paspor’ kita bakal masih lama waktu pembagiannya.., syarat berikutnya itu lho yang ribet, malah bisa-bisa besar kemungkinan ngga bakal jadi ‘Paspor’ kita itu.. Meski sebenarnya kita sanggup carter pesawat ke SURGA sekalipun, Lha gimana kita bisa lolos dari ‘malaikat keimigrasian’ klo ngga punya ‘Paspor’ ??.

Lha gimana ngga dibilang ribet..?? Kalo sudah BELIAU tetapkan masuk menjadi ‘golongan mampu’, maka menunaikan ibadah Haji akan menjadi ‘Syarat Wajib’ bagi kita.. Padahal yg diterima amal ibadah olehNYA kwi hanya jika bisa menjadi ‘haji mabrur’…

Seharian ini saya hanya browsing pake si internet itu, guna mencari difinisi Haji Mabrur.. Masya Allah..!!!! wis coba temen-temen browsing sendiri aja lah.., lha wong ternyata buanyaaak banget refrensinya dan semua berat-berat.

Tapi intinya, sepertinya semua referensi ‘Haji Mabrur’ mengarah ke: “Peningkatan akhlak setelah menunaikan ibadah Haji, sehingga bisa menjadi tauladan dan daya tarik umat lainnya untuk mengikutinya”.

Tapi masih banyak hal yang membikin sumpek dan sesak benak saya ini.. Lha gimana ngga..??.

Misalnya yang simple aja, peningkatan itu timbul karena ‘niat membaik’ pelaku ibadah atau otomatis hadiah dariNYA ya..??. Sebab itu syarat mutlak mabrur jee.., jadi benar-benar harus meningkat tindakan dan kelakuan kita sepulang ibadah haji.. WAJIB itu.. kalo tidak, berarti TIDAK LOLOS sebagai anggota.

Kapan itu ada ustad yang sampaikan di kotbahnya, katanya kalau pulang ibadah haji selama 40hari kedepan akan dikawal oleh malaikat yang menjaga do’a dan keselamatannya.. Lha tapi kok temen itu kena OTT KPK di hari 35 ya??? mosok malaikat mejen??

lha semakin saya mikirin, saya sendiri aja malah jadi ragu jé.., “apakah ibadah haji saya dulu itu sudah termasuk yang BELIAU terima sehingga saya dapat dianggap lolos memenuhi ‘Persyaratan Wajib’ dan akhirnya diterima sebagai anggota pemeluk agama Islam??”

Terus kalau saya belum bisa menjadi panutan, teladan maupun menjadi daya tarik bagi umat lain untuk jadi haji trus gimana ini.., bingung saya..

Kira-kira ada ngga ya ibadah atau tatacara agama kita ini untuk sementara mengembalikan atau menitipkan gelar Haji ini, hingga saya benar-benar yakin merasa mampu..??

Astagfirullaaaah.., malah jadi nangis takuut saya..

6 thoughts on “Haji…?? Yakin Masuk Surga..??

  • October 11, 2017 at 1:17 am
    Permalink

    ojo2 gelar Haji ki malah njur marai le antri neng neroko soyo cepet … lha opo meneh sing ra duwe gelar Hajjah koyo aku … tambah wussss plung lap … 😌

    Reply
    • March 30, 2020 at 10:57 am
      Permalink

      Insya Allah kajiedan termasuk haji yg mabrur. Aamiin ya Arhama Rahimiin

      Reply
  • October 11, 2017 at 2:46 am
    Permalink

    1. Tentang haji, Allah sudah berfirman: …… “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,” (QS. Al-Hajj : 27)

    Dari ayat ini saya mengambil kesimpulan bahwa haji adalah sebuah ‘magnet’ yang akan menarik setiap ummat Islam untuk melaksanakannya. Termasuk saat ini dimana seseorang harus menabung dulu 25 juta utk bisa berhaji 15 tahun kemudian.

    2. Karena menjadi kebutuhan setiap ummat Islam utk melaksanakannya, maka yang sudah mampu menunaikannya dianggap memiliki maqam lebih tinggi. Itulah sebabnya menunaikan haji disebut dengan istilah ‘munggah kaji’.

    3. Sepulang haji, setiap alumni haji harus mampu menampakkan dirinya sebagai khalifatu fil ardh. Haji menjadi sebuah terminal bahwa setelahnya setiap alumni haji memang harus berubah.

    Reply
  • October 11, 2017 at 3:09 am
    Permalink

    Pak Kajiedan.. jgn bingung toh, tinggal introspeksi aja. Kalau hajinya mabrur in sya Allah dijamin masuk surga. Koq bisa.. ya karena setelah ibadah haji sempurna karena Allah (Pak Kajiedan bilang BELIAU) maka semua dosa diampuni seperti baru baru lahir, tentunya dgn niat taubat atas semua dosa yang telah diperbuat. Nah kalau sesudah haji bisa lebih baik akhlaknya (tidak membuat dosa baru) ya pasti masuk surga. Masalahnya adakah manusia tanpa dosa? kecuali haji makbul, ya tdk lama setelah berhaji atau sesaat berhaji dipanggil BELIAU Yang Mahakuasa.
    Dan sedikit komen soal kemampuan atau istilahnya istitha’ah itu bukan hanya kemampuan materi tapi juga lahir dan batin.. bekal ilmu agama, dan sebaik-baik bekal adalah Taqwa. Materi secara ekonomi pun harus jelas, bersumber dari rezeki yang halal dan thoyyib, bukan hasil nilep gitu kan Pak Kaji….
    Maaf Pak Kajiedan, saya bukan ustadz jadi gak mau nyebut dasar qur’an dan haditsnya (nah yg ini Pak Kajiedan gak pernah sebut, tapi bisa cari dengan mudah koq), In sya Allah komen saya berdasar Qurdits yg pernah saya baca, misalnya gak ada hadits shahih yg bilang 40 hari atau brp hari.. tapi yg ada adalah sebelum sampai ke rumah (masih sbg musyafir). Jadi gak ada hubungannya OTT masih 35 hari. Pisss.. Pak Kaji…

    Reply
  • October 12, 2017 at 4:26 pm
    Permalink

    yen haji-ne niku haji tok, nggeh mboten enten jaminan masuk surga, tapi nek haji mabrur nggeh jaminan masuk surga, dasare wonten teng hadits. NAHHH,,, PERTINYIINYI…. siapakah yg bisa mengklaim bahwa itu haji mabrur? hehehehe,,
    nggeh namung saget berusaha,,

    Reply
  • October 31, 2017 at 10:36 pm
    Permalink

    Selama ini umat islam di Indonesia terlalu mengutamakan ibadah pribadi…ibadah utk memuaskan diri sendiri dlm beragama,ketika seseorang dgn bangganya umrah dan haji berkali -2….sedangkan dia tdk perduli dgn kesulitan tetangga /saudara di sekitarnya …apakah itu bnr yg diajarkan oleh Nabi kita? Haji wajibnya satu kali….selebihnya….hati -2 jgn sampe msk gol riya….#Ngapunten mas onny….bar ngombe obat ki he3x

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *