Ketika Surga ‘memang seharusnya’ di bawah Telapak kaki ibu..

image267893555.jpgKadang aku mikir.. Bahkan sampe ngga’ habis pikir…

“kenapa bisa begitu yaa..???”

Kenapa Surga bisa jadi di Bawah Telapak Kaki Ibu yaa???
Apakah itu benar2 berarti bahwa kita ngga mungkin dapat tiket masuk surga tanpa restunya??
Walaupun ibadah2 lainnya udah kita jalankan..? Dan etungan pahala kita surplus sekalipun??

Walau sebenarnya kita memang benar2 ngga akan pernah bisa mengitung, bahkan sekedar menimbang bobot pahala yg pasti kita depositkan dalam sehari.. Atau satu jam aja.. Atau dalam 1x amal perbuatan kita aja.. Ngga bisa kita.. Sebab itu hak prerogratif-Nya jee..

Atau mungkin maksudnya begini..
Orang yg sampai ngga dapat restu ibunya..logikanya, ini anak pasti sangat-sangat menyakiti hati beliau.. Dan biasanya, orang sperti itu, biasanya tidak sempurna dalam menjalankan ibadahnya.. Bgitu kali yaa..??

Lha tapi trus what kind of anak itu yaa? Koq sampai ibunya tersakiti hingga ngga mau merestuinya.. Kan temen2 tahu, senakal nakalnya kita..sepertinya ibu masih terus mendoakan kita..

Atau begini.. bgini.. Ini kemungkinan yg lain nih..
Pada Kehidupan yg semakin keras dan semakin kejam persaingannya jaman sekarang ini, telah membuat sebagian atau banyak anak yg lupa akan pentingnya do’a restu orang tua??? Sehingga mereka pikir keberhasilan yg mereka tempuh tuh semata mata 100% usahanya sendiri.. Padahal, menurut saya, restu orang2 yg menyayangi kita itu lebih dominan pengaruhnya terhadap hasil…

Sehingga.. Dan, atau bahkan kadang dengan sengaja atau mungkin tidak sengaja dan bahkan mungkin tidak mereka sadari, telah melakukan hal2 yg menurutnya kecil, tapi membuat orang tuanya kurang nyaman, atau bahkan malah tersinggung..

Contohnya begini:
Tinggal satu kota dgn orang tua kita, tapi karena kesibukan ‘mengejar dunia’ hingga sangat amat jarang berkunjung ke mereka.. Atau malah sebaliknya, bermanja2 yg berkepanjangan, sehingga udah punya anakpun tapi memperlakukan orang tua kita seolah-olah mereka masih berkwajiban ‘ngurusi’ kita terus.. Padahal seharusnya sudah sebaliknya, kita yg wajib mengurus orang tua kita..

Bisa jadi, bukan hanya kemarahan orang tua yang berujud kutukan yg membahayakan kita.. Tapi mungkin, rangkaian kekesalan, rangkaian ketidakpuasan, rangkaian kekecewaan orang tua pada anaknya pun sudah dianggap sebagai kutukan oleh Nya..

Beberapa kali saya pernah menemui, anak yang sudah dewasa, bahkan sudah berkeluarga, menghardik orang tuanya… Astaqfirullaaaah.. Apa ya yang dibenak anak tersebut??? Apa dia ngga menyadari.. Bahwa katanya orang tua kita tuh wakilnya Tuhan di dunia ini.. Lha kalo kita berbuat ngga bener pada mereka, trus mereka sedih, mengeluh, dan menyampaikan pada yang diwakilinya… Apa ngga remeg kita di mata Allah..

“kenapa musti ibuu yaa..??”
Ini.. Ini.. Ini yang menghabiskan buanyak energi saya untuk mikirkannya, dan malah kadang suka timbul ‘penyakit hati’, mangkel, iri n ngga’ puas ama keadaan itu…

Kenapa koq mustii ibu yaa..??
Apa hanya karena ibu pada umumnya lebih perhatian ke anak2, trus ibu pada umumnya lebih punya waktu ngurusi anak2.. Lha tapi sekarang kan juga sudah banyak ibu2 yg sejak subuh sudah harus persiapan berangkat kerja, dan pulang sampai rumah udah malem..?? Kenapa musti ibuu yaa..??

“lho kenapa koq ngga bapak..?”
Lha gimana ngga muangkel.. Lha saya ini udah nyari duit untuk menghidupi keluarga ini jee.. Malah tiap pagi musti capek-capek naik motor ‘nrobos kemacetan’ jakarta untuk nganterin anisya anakku sekolah jee.. Belum lagi kalo anakku yang gedhe si-ines pulang dari asrama, lha minimal dua minggu sekali tuh saya nganterin ke asramanya di parung yang super macet itu jee.. Bahkan kalo pas naik motor, njuk pas hujan.. Wuuuiiih kena maceet dan kehujanaaan aku jeee..
Dah gitu, jaman anak2 kecil.. Aku juga mbeliin susu anak2 jee.. Kadang mbikinin susunya juga.. Kadang mbersihin dan ganti popoknya klo pas e’ek.. Lha trus poin mana yang membuat derajat ibu tuh 3-4x lebih utama dari pada bapak.. Coba.. Dari mana ???
Bersambung  yaa.. >> Ketika Surga ‘Memang Seharusnya’ di Bawah Telapak Kaki Ibu.. (bagian dua)

 

8 thoughts on “Ketika Surga ‘memang seharusnya’ di bawah Telapak kaki ibu..

  • March 22, 2011 at 3:22 am
    Permalink

    Lha apa mergo ibu sing mbobot lan sing ngetokke dari kandunga mas….?
    Sangan sasi lho mas…… Hehe.
    Lha nak bapak kan mung pirang menit to re nyeponsori….. Hehehe

    Walopun istriku mungkin jg gak tau kalo ditanya apa itu nyidam n gimana rasane nglairke.
    Lha wong tau2 anakku dah mak pethungul metu dewe.
    Aku yg ngrasakke nyidam. Aku jg sing ngrasakke larane nglairke.
    Subbanallah……

    Kog iso yo mas???

    Reply
  • March 23, 2011 at 2:34 am
    Permalink

    Morning Ji… Sorry kesuwen lehku mikir… Akhire aku ndelah (istilahe wong Semin, sing artine pasrah karena tdk bisa njawab, atau tdk bisa mengerjakan).
    Tapi aku setuju dg apa yg Haji katakan, soal hak prerogatif seorang ibu. Menurut aku seorang ibu adalah orang yg sangat sakti bagi pira/putrinya. Mengapa?…..
    Mungkin hak prerogatif itu diberikan kpd para Ibu oleh Tuhan thdp putra/inya. Krn unt melahirkan seorang anak totohane nyawane siIbu itu sendiri.
    Jadi…alangkah mulianya seorang Ibu(contoh: ngandung kita selam 9 bln 10 hari, dng melalui masa2 ngidam yg muntah2 smp ber bulan2, ga doyan makan, segitu lama mengandung dng beratnya bayi dibawa kemana aja Ibu pergi, tidak malu dengan perubahan badannya yg menjadi kelihatan tidak bagus dan masih banyak lg).
    Maka tdk salah kalo ada pepatah kuno dr para pujangga yg mengatakan: bhw orang mulia ssdh TUHAN itu IBU…
    Sangking mulia dan saktinya seorang IBU, tempat yg paling diidam2kan manusia yaitu surga, diperkenankan/kita iyakan unt berada dibawah telapak kaki IBU.
    Alhasil… Kalo kita mau/bisa masuk surga, kita harus BERBAKTI kpd IBU…
    Kalo aku lihat pada dirimu soal berbakti thdp orang tua terutama IBU, ya mudah2an Haji bisa mencapai apa yg ada dibawah telapak kaki IBU………..
    UuuAMIIIIN…

    Ya gitu Ji menurut aku…
    Hi hi hi salam unt semua…

    Reply
    • March 26, 2011 at 3:29 am
      Permalink

      Makasih yes om yes, nanti masukannya akan aku coba untuk menjadi ide di bagian penutup yes boss yes.. Kamsiaaa…

      Reply
  • March 25, 2011 at 11:36 pm
    Permalink

    Onny .. an extra ordinary friend I ever have. Amazing one.

    Reply
    • March 26, 2011 at 3:25 am
      Permalink

      Waaah.. Lha this, I don’t know what-what lho this..
      Hehehe… Makasih yes..

      Reply
  • July 18, 2014 at 11:53 pm
    Permalink

    Mas Onny, aku sdh baca trilogi tulisan panjenengan ” Ketika Surga ‘memang seharusnya’ dibawah telapak kaki Ibu “…
    Lucu jg panjenengan iki mas …kok per umpamaannya diseputar “Silit” (maaf) dan “Kededelen”….he he he…
    Kembali ke pokok permasalahan…Di dunia ini Allah menghadirkan dua jenis makhluk hidup ” male n female ” atau ” man n woman” keduanya mempunyai fungsi dan peranannya masing2 dan saling melengkapi..
    Dan khusus untuk wanita Allah swt memberikan kedudukan dan kodrat yang lebih mulia..yaitu sbg pabrik atau wadah tempat berkembangnya individu2 baru…setelah terjadinya proses pembuahan….
    Dari sinilah fungsi Ibu berasal…suatu fungsi dan proses yg rumit..panjang..melelahkan dan penuh pengorbanan….dari sejak proses kehamilan 9 bulan 10 hari yg sangat melelahkan.. Proses kelahiran yang sangat menyakitkan dan mempertaruhkan nyawa….dan ketika sdh lahirpun si individu baru( bayi ) itu harus disusui dan dirawat dng penuh kasih sayang…..sampai si anak bs lebih mandiri…..Mengandung…Melahirkan…dan Menyusui….tiga proses penting dalam kehidupan manusia yang hanya bisa dilakukan oleh seorang Wanita ( Ibu )…
    Jadi rasanya sangat pantas kalau seorang anak harus selalu mengingat dan menghargai jasa2 seorang Ibu….Surga itu memang adanya di bawah telapak kaki Ibu….
    Bakti seorang anak terhadap kedua orang tuanya ….tidak akan pernah cukup untuk membalas budi mereka…Tapi setidaknya setiap kebahagiaan yang bisa kita persembahkan thd orang tua kita akan sedikit membayar rasa lelah mereka membesarkan kita bertahun2 dengan penuh pengorbanan…..
    Menjadi tugas kita semua untuk selalu merawat dan menyayangi dan mencintai kedua orang tua kita….selagi mereka masih hidup…..dan selalu mendoakan mereka kalau mereka telah tiada….

    Reply
  • December 22, 2014 at 9:28 am
    Permalink

    Kecewa saya Pa’de, sungguh kecewa. Gimana ndak kecewa coba, disaat saat mbacanya mulai fokus dan seolah masuk kedalam alur ceritanya tiba tiba diputus dan bersambung, jadi kayak nonton serial wiro sableng dulu… 🙂 ditunggu lanjutannya Pa’de…

    Reply
  • December 22, 2014 at 11:38 pm
    Permalink

    Kasih ibu kepada beta…tak terhingga sepanjang masa…..hanya memberi …tak harap kembali…bagai sang surya menyinari dunia…. ….
    Itulah penggalan syair lagu yang menggambarkan bahwa kasih seorang ibu memang abadi dan tak bertepi….
    Ibu adalah sosok yang luar biasa bagi hampir setiap anak … Sebagai seorang anak…darinyalah kita banyak belajar tentang kehidupan, kelembutan, dan kasih sayang….dari semenjak kita masih kecil hingga kita dewasa….
    Bagi seorang anak….Ibu adalah surga yang hidup….sumber kasih sayang, kehangatan, dan kelembutan….
    Mas Onny……pada 22 Desember ini…indah sekali kalau panjenengan kembali mengingatkan kami…. Bahwa Surga memang seharusnya di bawah telapak kaki Ibu……
    Jadi….Selamat Hari Ibu…….

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *